Prabowo Kunci Anggaran dari Sri Mulyani: Deal Apa di Balik Pintu Tertutup?

Citrafm.co.id Hai semoga hatimu selalu tenang. Pada Berita kali Ini, Radio Citra akan menyampaikan informasi menarik dari Nasional. Review Artikel Mengenai " Prabowo Kunci Anggaran dari Sri Mulyani Deal Apa di Balik Pintu Tertutup " Pelajari seluruh isinya hingga pada penutup.

Pada hari Selasa, 22 Juli 2025, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan jajaran Kementerian Keuangan di Istana Negara untuk membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menjelaskan bahwa pembahasan mencakup asumsi makro dan program prioritas presiden, termasuk program makanan bergizi gratis, sekolah rakyat, koperasi merah putih, pemeriksaan kesehatan gratis, perbaikan sekolah, serta berbagai instruksi presiden terkait jalan dan infrastruktur ketahanan pangan, terutama belanja untuk penambahan lahan dan infrastruktur seperti irigasi dan bendungan.

Sri Mulyani menambahkan bahwa pemerintah juga fokus pada program-program penting lainnya, seperti pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen), perbaikan sekolah madrasah, sekolah digital, dan program dari Kemendikbudristek. Presiden menekankan pentingnya belanja negara yang terfokus pada program-program prioritas seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih.

Outlook APBN 2025 diperkirakan akan mengalami defisit sebesar 2,78% dari PDB, yang disebabkan oleh dinamika penerimaan dan belanja negara. Presiden juga menekankan perlunya langkah-langkah deregulasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya bergantung pada APBN.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa pemerintah berupaya mereformasi penerimaan negara untuk mendapatkan pemasukan yang memadai dan menjaga defisit pada level yang baik. Ia melaporkan kepada Presiden bahwa rentang defisit yang telah disampaikan di DPR bertujuan untuk menjaga kepercayaan pasar, mendukung ekonomi melalui APBN, dan menjalankan fungsi counter cyclical.

Nota Keuangan RAPBN 2026 rencananya akan disampaikan pada Jumat, 15 Agustus. Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya perbaikan regulasi untuk mempermudah dunia usaha, investasi, perdagangan, dan mendorong pendanaan serta tata kelola yang baik.

Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.

Sri Mulyani optimis bahwa laporan keuangan pemerintah pusat akan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia menambahkan bahwa berbagai hal yang perlu ditindaklanjuti akan tetap dilakukan.