Hari
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Kesepakatan Dagang Uni Eropa-AS Menuju 15%, "Bom" Rp1.600 T Disiagakan

img

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) memasuki babak baru. Dua sumber diplomatik mengungkapkan bahwa Komisi Eropa telah memberikan pengarahan kepada negara-negara anggota UE pada hari Rabu lalu mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk mengaktifkan instrumen pembelaan dagang.

Menurut sumber tersebut, mayoritas suara yang memenuhi syarat telah tercapai di antara negara-negara anggota untuk menggunakan instrumen anti-pemaksaan jika skenario tanpa kesepakatan benar-benar terjadi. Hal ini diungkapkan pada hari Kamis, 24 Juli 2025.

Komisi Eropa menyiapkan instrumen anti-pemaksaan sebagai respons terhadap potensi kenaikan tarif oleh pemerintahan Presiden Donald Trump jika negosiasi gagal sebelum tenggat waktu 1 Agustus 2025. Rencana ini akan diaktifkan jika tidak ada kesepakatan dagang baru yang tercapai pada tanggal tersebut.

Sempat muncul opsi penurunan tarif dasar menjadi 10%, namun pada 12 Juli, Trump mengancam akan menaikkan tarif menjadi 30% per 1 Agustus jika tidak ada kesepakatan. Langkah ini mendorong UE untuk mempertimbangkan pembatasan akses perusahaan AS terhadap pengadaan publik, perizinan, dan hak kekayaan intelektual sebagai balasan.

Pertemuan makan malam antara Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Rabu lalu dianggap krusial dalam mengamankan dukungan politik yang diperlukan. Saat ini, Komisi dan Pemerintah AS masih terlibat dalam pembicaraan intensif mengenai tarif dasar sebesar 15% untuk impor dari UE, dengan beberapa pengecualian.

Sebagai respons, Komisi Eropa telah menyiapkan dua daftar produk AS yang akan dikenai tarif balasan. Perundingan tarif impor semakin mengerucut, dengan potensi penurunan dari ancaman 30% menjadi 15%. Komisi Eropa juga tengah menyusun serangan balik yang menyasar sektor layanan digital dan keuangan AS, dua sektor yang selama ini mendulang surplus besar di pasar Eropa.

Namun, proses negosiasi dilaporkan masih jauh dari selesai, terutama karena sektor strategis seperti otomotif dan farmasi menjadi titik gesekan utama. Juru bicara Komisi Eropa, Olof Gill, menyatakan bahwa prioritas utama tetap pada negosiasi, namun mereka juga menyiapkan skenario untuk semua kemungkinan, termasuk langkah-langkah balasan tambahan.

Gill menambahkan bahwa untuk membuat tindakan balasan lebih jelas, sederhana, dan kuat, mereka akan menggabungkan daftar satu dan dua menjadi satu daftar tunggal yang tidak akan diberlakukan sebelum 7 Agustus dan mengajukannya kepada negara-negara anggota untuk disetujui.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebelumnya juga menegaskan bahwa UE siap menekan AS dengan mengancam pengenaan tarif pada sektor jasa, satu-satunya sektor di mana AS mencatat surplus besar dalam hubungan dagang dengan Eropa, jika perang dagang yang sedang berlangsung tidak dapat diselesaikan.

Negosiasi yang intensif terus berlanjut, namun potensi perang dagang antara AS dan UE masih membayangi.

© Copyright 2025 Citrafm.co.id - Radio Citrafm 102.6 Lubuklinggau All rights reserved
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads