MBG Beracun: BGN Ungkap Fakta Tersembunyi di Balik Tragedi
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5359885/original/014316000_1758692886-2.jpg)
Citrafm.co.id Hai apa kabar semuanya selamat membaca Pada Berita kali Ini, Radio Citra akan menyampaikan informasi menarik dari Nasional. Konten Yang Menarik Tentang " MBG Beracun BGN Ungkap Fakta Tersembunyi di Balik Tragedi " Jangan sampai terlewat simak terus sampai selesai.
Ratusan siswa di Bandung, Jawa Barat, dilaporkan sakit setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 23 September 2025. Murid-murid sekolah dasar tersebut mendapatkan perawatan di klinik darurat.Sambung menyambung kasus keracunan MBG di berbagai daerah membuat Badan Gizi Nasional (BGN) buka suara. Berikut fakta-fakta terbaru kasus keracunan MBG versi BGN.Program BGN dilaksanakan pertama kalinya pada 6 Januari 2025. Sejak dilaksanakan, kasus keracunan beberapa kali terjadi meski tidak semasif sekarang. Jumlahnya mencengangkan.Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal. Tapi saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik, kata Prabowo kepada wartawan pada 27 September 2025.BGN segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah pusat hingga daerah. Setiap muntahan siswa dijadikan sampel uji lab untuk mengetahui penyebabnya.Kesimpulan di beberapa daerah, penyebab keracunan MBG karena bakteri di makanan yang dikonsumsi. Ditemukan kontaminasi jamur hingga bakteri pada makanan dan buah yang disajikan. Adapun jenis bakteri yang ditemukan Salmonella, Bacillus Cereus, Enterobacter Cloacae dan Macrococcus Caseolyticus. Dugaan kuatnya, karena tempat penyimpanan, pengolahan dan proses distribusi tidak higienis.Meski sudah ada kesimpulan sementara terkait penyebab keracunan di sejumlah daerah, investigasi menyeluruh masih dilakukan BGN dan pihak terkait. Alasannya butuh rincian pasti di mana kekurangan dari program ini untuk dievaluasi ke depannya, sehingga kasus serupa dapat diminimalisir.Pada temuan lainnya, BGN mengakui kasus keracunan banyak terjadi di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru beroperasi. Tak hanya itu, dapur yang menyediakan menu penyebab keracunan juga disetop sementara selama proses investigasi berlangsung.Data menunjukkan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang, kata Kepala BGN, Dadan Hindayana.Terlihat sebaran kasus terjadinya gangguan perencanaan atau kasus di SPPG, terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian, sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi (30 September), itu ada 51 kasus kejadian. Jumlahnya mencengangkan.Tak hanya itu, SPPG baru ternyata melanggar sejumlah SOP yang sudah disepakati. Dadan mencontohkan, pembelian bahan baku yang seharusnya H-2, kemudian SPPG dibeli H-4. Kemudian, proses masak sampai pengirim ada yang lebih dari 6 jam padahal seharusnya hanya 4 jam.“Kita memberikan tindakan bagi SPPG yang tidak melalui SOP dan juga menimbulkan kegaduhan. SPPG juga berani mengganti supplier bahan baku yang telah ditentukan. Kelihatannya secara kualitas supplier bahan baku belum bisa menandingi supplier lama, sehingga terjadilah gangguan terkait alergi pada penerima manfaat yang mencapai 338 orang, ujar Dadan.Itu sebabnya, pascamaraknya kasus keracunan, SPPG diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi (SLHS). “Sertifikat Laik Higienis dan Sanitasi itu syarat, tetapi setelah peristiwa terjadi ya sekarang harus atau wajib hukumnya setiap SPPG harus punya SLHS,” ujar Menko Zulhas.Proses investigasi penyebab keracunan menu MBG masih terus didalami. Tetapi di beberapa kasus, ada yang sampai muncul ruam dan mengalami kejang-kejang. Mereka bisa langsung pulang usai mendapat penanganan medis. Jika pun ada yang dirawat, hanya beberapa hari, kemudian dipulangkan.Terima kasih telah membaca tuntas informasi mbg beracun bgn ungkap fakta tersembunyi di balik tragedi di nasional ini Jangan ragu untuk mencari tahu lebih banyak dari berbagai sumber tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Mari kita sebar kebaikan dengan berbagi ini. Terima kasih telah membaca
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.