Langit Timur Tengah Berdarah: Helikopter Iran Tantang Armada AS!

Pada tanggal 24 Juli 2025, Kazem Gharibabadi, tokoh kunci perundingan nuklir Iran dan Wakil Menteri Luar Negeri, menyampaikan pernyataan tegas terkait kelanjutan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Beliau mengindikasikan bahwa Iran akan mempertimbangkan untuk menarik diri dari NPT jika negara-negara Eropa memutuskan untuk mengaktifkan kembali sanksi internasional terhadap Iran.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Kantor berita Tasnim melaporkan insiden di Teluk Oman, di mana kapal perusak USS Fitzgerald diduga mengancam akan menembak jatuh helikopter Iran. Menurut laporan tersebut, helikopter Iran dikerahkan untuk mengusir kapal perusak AS, yang kemudian dilaporkan mundur setelah peringatan tersebut.
Gharibabadi menyampaikan peringatan ini dalam konferensi pers di New York, menjelang pertemuan dengan perwakilan dari Prancis, Jerman, dan Inggris di Turki. Meskipun Amerika Serikat telah menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2018, ketiga negara Eropa tersebut masih menjadi bagian dari kesepakatan nuklir tersebut bersama dengan Iran.
Ketegangan antara kedua negara semakin meningkat setelah serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni 2025. Presiden AS saat itu, Donald Trump, memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menyerang lagi jika Iran mencoba membangun kembali fasilitas nuklir yang hancur. Trump menegaskan bahwa Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan bom nuklir, meskipun Iran terus membantah tuduhan tersebut.
Menurut laporan Tasnim, insiden di Teluk Oman terjadi sekitar pukul 10:00 waktu setempat pada hari Rabu, 23 Juli 2025. Tasnim bahkan membagikan video yang diklaim sebagai rekaman insiden tersebut. Pilot Iran dilaporkan tetap berada di lokasi, yang menyebabkan kapal perusak AS mengubah arah pelayarannya.
Serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran terjadi selama konflik 12 hari antara Israel dan Iran, dengan tujuan melumpuhkan kemampuan pengayaan uranium Iran. Sementara itu, ketiga negara Eropa yang tersisa dalam JCPOA telah memperingatkan akan menerapkan sanksi terhadap Iran jika tidak ada kesepakatan baru yang tercapai hingga akhir Agustus 2025.
Situasi ini menempatkan Iran dalam posisi sulit, di mana mereka harus menimbang antara mempertahankan komitmen terhadap NPT dan menghadapi tekanan ekonomi yang meningkat akibat sanksi internasional. Masa depan kesepakatan nuklir Iran dan stabilitas regional sangat bergantung pada bagaimana Iran dan negara-negara Eropa merespons perkembangan ini.
✦ Tanya AI
Saat ini AI kami sedang memiliki traffic tinggi silahkan coba beberapa saat lagi.